Love Story part 11


Love Story chap

 

Love Story part 11

Cast :

Han Seul Rin

Oh Sehun

Luhan

Seul Ra

Genre : School Life, Romance

Rating : PG 15

Lenght : Chapter

 

Part Sebelumnya

‘Ujian sudah dimulai, kalian dimana ?’

 

“Waktu kalian tersisa 15 menit, bagi yang sudah selesai boleh dikumpul.”

Kalimat yang diucapkan Yoo Ssaem justru malah membuat para siswa mendesah kecewa, ada beberapa yang mulai bekerja keras untuk mendapatkan kunci jawaban dan ada beberapa siswa yang rambutnya sudah acak – acakkan.

‘Krekk’

Semua siswa matanya tertuju pada Seul Rin yang berjalan menuju meja guru sambil membawa kertas jawabannya. Gadis itu mengumpulkan lembar jawabannya lalu kembali ke bangkunya untuk membereskan alat tulisnya.

Sudah biasa, itulah pikiran para siswa yang masih berusaha mendapat jawaban dari temannya. Tapi bagi beberapa orang, mereka merasa bahwa gadis itu sedikit berubah. Ia jadi jarang tersenyum dan justru lebih sering muram.

“Han Seul Rin~ssi ?” panggil Yoo Ssaem sebelum Seul Rin keluar dari kelas. Ia mendekati Seul Rin lalu memberikan dua lembar kertas. “Jika kau mengunjungi rumah sakit, bisa antarkan ini ke Kyung Soo. Tidak hari ini tidak apa – apa.”

Seul Rin menatap kertas itu sebentar lalu mengambilnya, “Aku tidak berjanji untuk memberikan ini pada Kyung Soo.” Kemudian matanya menatap tajam Yoo Ssaem, “Do Kyung Soo masih belum sadar Ssaem, bagaimana bisa anda memberikan ini padanya ?”

“Bukankah aku sudah bilang kalau tidak hari ini tidak apa – apa ? Kau tidak mendengarku Nona Han ?”

Seul Rin tersenyum kecut sambil memutar bola matanya malas, “Anda egois Ssaem, saya tahu anda tidak begitu menyukai Kyung Soo. Bahkan klub yang susah payah ia perjuangkan juga anda tolak, apa anda tidak merasakan apa yang dirasakannya ? Dan lagi, disaat ia sakit begini anda justru memberikannya ujian. Dia masih belum sadar dan kenapa anda masih egois ?”

Tidak ada yang mengerjakan ulangan lagi, semuanya fokus pada Seul Rin dan Guru Yoo. Sejauh ini, hanya Seul Rin yang dekat dengan Kyung Soo jadi wajar jika gadis itu membelanya.

“Anda tidak tau bagaimana keadaannya sekarang, terakhir kali aku menjenguknya kondisinya semakin memburuk,” Seul Rin meremas ujung roknya sambil menggigit bibirnya menahan tangis, membayangkan apa yang dikatakan dokter kemarin, saat ia menjenguk Kyung Soo tepat sehari sebelum mereka ujian hari ini. “lukanya mulai sembuh, tapi jiwanya menolak.”

****

            Seul Rin ingin bercerita pada Kyung Soo, mengenai semuanya. Sehun yang terasa semakin menjauh, Luhan yang menghilang tiba – tiba dan Rara yang juga mulai tak terlihat.

            Ketika Seul Rin hendak membuka pintu kamar rawat Kyung Soo, matanya tertuju pada sekelompok dokter yang mengelilingi ranjang Kyung Soo. Mata Seul Rin membulat begitu perban di kepala Kyung Soo dilepas.

            “Apa yang kalian lakukan ?”

            Tanpa disadari Seul Rin membuka pintu itu dengan kerasnya, langkahnya terburu mendekati ranjang kawannya itu. Hela nafas lega terdengar begitu gadis itu masih melihat selang infus Kyung Soo yang masih terpasang.

            Seul Rin tersenyum lega, ia menyentuh dadanya untuk merasakan detak jantungnya yang masih berdetak sangat cepat. “Kukira kalian akan melepas semua alat itu, syukurlah.”

            Mata Seul Rin beralih ke para dokter yang ternyata masih terdiam. Alisnya berkerut begitu salah seorang dokter menatap Kyung Soo dengan tatapan anehnya. Ia merasa ada sesuatu yang ganjal. “Dokter ?”

            “Bisa ikut saya Nona Han ?” ajak Dokter Kim yang menyadari rasa penasaran Seul Rin. Merekapun berjalan menuju ruangan Dokter Kim.

            Perasaan kalut, takut dan curiga mulai menyelimuti perasaan Seul Rin. Apa yang terjadi ?

            “Syukurlah luka Kyung Soo sudah mulai sembuh, terutama bagian dahinya, maka dari itu kami melepas perbannya tadi. Mungkin minggu depan luka di bagian tangannya sudah sembuh.”

            “Kurasa bukan itu yang dokter ingin katakan,” Seul Rin menatap wajah Dokter Kim dengan tatapan serius sekaligus takut. Ia menghela nafasnya panjang lalu menghembuskannya. “Katakan saja.”

            Dokter Kim melihat sorot mata Seul Rin, ia tersenyum. “Sepertinya yang kau tau nona Han, seseorang merasakan sakit bukan hanya di fisiknya saja. Tapi batinnya juga,”

            Ya, Seul Rin tau itu. Sangat tau. Bahkan ia sekarang merasakannya.

            “ia sudah sembuh tapi tubuhnya menolak untuk bangun. Saya tidak tau apa yang terjadi, saya hanya tau bahwa Kyung Soo mengalami luka bakar. Bisakah anda mencari tau penyebab luka itu ?”

            “Bukankah karena ledakan kompor gas ?”

            Dokter Kim menggeleng, “Memang mungkin benar, tapi kita tidak tau ledakan itu disengaja atau tidak. Kenapa anda tidak mencari tahunya ?”

            Kemana saja Seul Rin selama ini ? Kenapa dia lupa menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi. “Aku ingin, tapi mustahil.”

            “Kenapa ?”

            “Tidak ada lagi yang bersama, Sehun hilang entah kemana, begitu pula dengan Luhan Ge.”

****

            “Jiwanya menolak untuk bangun, sampai sekarang. Aku tidak tau apa yang terjadi. Aku ingin bertanya pada kalian tapi tidak bisa. Biasanya aku selalu bersama Sehun, dan sekarang dia pergi entah kemana tanpa kabar.”

Seul Rin sesegukkan saat menceritakannya. Semuanya tidak peduli waktu ujian telah selesai, mereka masih terngiang oleh cerita Seul Rin yang memang tidak masuk akal tapi entah mengapa mereka merasa iba.

Sehun melihat Seul Rin dari tempat duduknya, ia tidak beranjak untuk menenangkan gadis itu. Matanya menatap lembar jawaban yang entah sejak kapan basah. Ia merasa bersalah, tentu saja.

‘Brakk’

Seul Rin menutup pintu kelas dengan kerasnya, meninggalkan semua orang yang masih diam. Tak satupun dari mereka angkat bicara. Padahal, mungkin saja mereka tau apa yang sebenarnya terjadi.

****

“Noona yakin ingin kembali ? Aku bisa menemanimu jika memang noona butuh teman.”

Ya, Seul Rin berniat untuk pindah dari rumah keluarga Oh. Ia butuh ketenangan dan juga percuma jika ia tinggal disini tapi tidak bertemu Sehun, kan ?

“Tidak perlu Sejoon~ah, aku hanya rindu Eomma. Kau tau kan kalau aku sudah lama tak menemuinya,” jawab Seul Rin sambil menutup kopernya. “Cha, aku pergi dulu ne ?”

Sejoon menahan tangan Seul Rin sebelum pergi. “Biar kuantar.”

Seul Rin menurut saja, ia mengikuti Sejoon menuju mobil Tuan Oh yang tidak dipakai. Di mobil, suasana terasa sunyi. Seul Rin terus – terusan melihat keluar, pikirannya mulai kacau, sesekali ia melihat layar ponsel seperti menunggu pesan dari seseorang.

Sejoon melirik Seul Rin yang selalu mengecek ponselnya terus menerus. Ia menghembuskan nafasnya. Ingin sekali ia bertanya namun hatinya bertanya, “Jika semakin membuat suasananya memburuk bagaimana ?”

‘Ciitt’

Mobil Sejoon berhenti di depan gerbang rumah Keluarga Han. Tak perlu waktu lama gerbangpun terbuka. Sejoon membawa masuk mobilnya lalu berhenti tepat di teras rumah Seul Rin. Iapun turun lalu mengeluarkan koper Seul Rin. Lihat. Gadis itu belum juga membuka suara. Apa masalahnya memang benar – benar sulit ?

“Noona, jika perlu bantuan tidak usah sungkan padaku,” ujar Sejoon sebelum Seul Rin masuk ke rumahnya. Senyuman Sejoon terpasang begitu tulusnya dan hampir membuat Seul Rin meneteskan buliran air matanya.

Seul Rin hanya mengagguk sambil tersenyum, “Baiklah, tapi kau harus mau menemaniku, okay ?”

Senyuman Sejoon semakin lebar, ia mengangguk bersemangat “Pasti Noona”

Seul Rin masuk ke dalam. Sejoon merasa lega, tentu saja. Ia masuk ke dalam mobilnya dan mengendarainya pulang ke rumah.

****

Luhan tersenyum ketika Jiyeon membuat aegyo. Ia menyesal karena baru mengenal Jiyeon di saat seperti ini. Kim Jiyeon namanya. Gadis yang mengidolakannya sejak gadis itu masuk Seoul High School. Jika Seul Ra belum datang maka Jiyeonlah yang menemaninya.

Gadis itu mengidap kanker rahim. Sayang sekali bukan ? Padahal jika gadis itu tidak memiliki kanker rahim mungkin saja anaknya akan secantik Jiyeon. Jiyeon memang gadis yang ceria bahkan Luhan tak pernah sekalipun melihat Jiyeon menangis. Mungkin ia harus menirunya.

“Oppa,” panggil Jiyeon pelan. Ia mengibas – kibaskan tangannya di depan wajah Luhan. Ia merasa tak dihargai, tentu saja. Jiyeon dari tadi membuat aegyo sampai ia harus menahan malu karena dilihat orang – orang.

“Kenapa Jiyeon~ah ?”

Jiyeon menggeleng, lagi – lagi dengan gaya yang imut. Membuat Luhan mencubit pipi gadis itu dengan cepat. Tubuh Jiyeon sungguh kurus, ia memiliki berat 40kg dengan tinggi 165 cm. Namun anehnya pipi gadis itu benar – benar tembam. Ya, Luhan harus bersyukur setidaknya ada anggota tubuh Jiyeon yang bisa ia cubit.

“Kemarin aku melihat Kyung Soo Sunbae disini.” Jiyeon menunduk, tangannya meremas celana seragam rumah sakitnya. “Ada Seul Rin sunbae juga. Oppa tahu kenapa ?”

Luhan menggeleng. “Kenapa tiba – tiba membahas Kyung Soo ?” tanyanya.

“Kudengar penyebab Kyung Soo Sunbae itu kebakaran di dapur sekolah. Berarti kejadian itu terjadi lagi ?”

Ah, kejadian itu. Ya, kejadian yang membuat sekolah harus menanggung biaya yang tidak sedikit. Dan penyebab kebakaran itu masih belum diketahui pasti. Hanya ada Kyung Soo saat itu. Ia ditemukan dalam keadaan membungkus dirinya sendiri dengan tangannya.

“Bolehkah aku jujur ?” Luhan mengangguk, menunggu jawaban Jiyeon yang masih menundukkan kepalanya. “Sebenarnya saat itu aku ada di sana.”

“Apa ?”

Jiyeon menggeleng, “Tidak, bukan aku pelakunya. Bukan Kyung Soo Sunbae juga.” Suara Jiyeon terdengar agak bergetar. Remasannya semakin kuat dan setetes air mulai membasahi celananya. “Seseorang yang memiliki dendam pada Kyung Soo Sunbae.”

Luhan menepuk punggung Jiyeon pelan. Menenangkan gadis itu yang menangis semakin deras. “Sudahlah, ini bukan salahmu.”

Luhan tau perasaan itu. Membuat diri kita sendiri merasa disalahkan padahal kita sendiri tau bahwa itu tidak salah. Ada suatu hal yang membuat kita harus menyembunyikan sesuatu sehingga kita dianggap menjadi pihak yang bersalah.

Ya, semoga Mama Lu memaklumi perbuatan Luhan selama ini.

****

“Aku pulang !”

Sejoon yang sedang bermain game tidak memperdulikan Sehun yang baru saja membuka pintu masuk. Dirinya masih fokus dengan PSP yang baru saja ia beli minggu lalu. Persetan dengan ulangan akhir yan Sejoon inginkan hanya ketenangan.

“Ah, leganya..”

Sehun sengaja melemparkan tubuhnya di samping Sejoon yang duduk bersandar di sofa. Namun Sejoon sama sekali tidak merasa terganggu. Sehun mengerutkan alisnya bingung. Ia melirik layar PSP adiknya itu namun Sejoon segera menggeser posisinya hingga Sehun tak bisa melihatnya.

“Adik Hyung ini kenapa hmm ?” goda Sehun sambil menoel pipi sang adik, membuat kerutan alis Sejoon semakin terlihat.

Lagi – lagi tak dihiraukan. Sejoon berdiri lalu pindah ke sofa lain dan lagi – lagi Sehun mengikutinya.

“Berhenti mengikutiku Hyung !”

Langkah Sehun langsung terhenti begitu Sejoon berteriak begitu kerasnya. Namun ia kembali duduk di samping Sejoon. Tapi bukan Sejoon namanya jika tak memiliki akal yang wah. Ia berjalan ke lantai dua tanpa melepas pandangannya dari layar PSP.

“Sejoon~ah, Hyung ingin bilang kalau ada ta-“

“Tidak usah sok ped- Aduhh !!”

Sehun menutup matanya sebentar ketika kaki Sejoon dengan elitnya tersandung tangga. Sejoon mengusap – usap lututnya, tak lama kemudian ia kalang kabut mencari PSPnya. “Huaaa, kenapa sudah rusakk ??”

Sejoon membanting PSP yang tidak bisa menyala itu hingga benar – benar rusak. Oh, PSP malang.

Sejoon melanjutkan perjalanannya hingga tiba di kamarnya. Dan Sehunpun mengikutinya.

“Adik Hyung kenapa hm ?”

Sejoon bangkit dari tempat tidurnya lalu mengusap matanya. Ia menggeleng lemah sambil tersenyum miris. “Seul Rin sudah pergi, aku sendirian lagi..”

Sehun mengusap punggung Sejoon lembut penuh kasih sayang. Ia menepuk – nepukkannya sambil berkata, “Ada hyung dan Appa, kau tidak kesepian.”

Sejoon menggeleng. “Hyung sibuk dengan proyek baru Appa dan Appa sibuk mengurusi konsumen – konsumer bermulut seribu itu. Aku ingin Seul Rin.”

Sejoon kembali berbaring di tempat tidurnya.

“Apa yang membuatmu merindukannya, Joon ?”

Sejoon melirik hyungnya sekilas lalu memejamkan matanya. “Kasih sayang. Aku baru merasakannya ketika bersamanya.”

-TBC-

 

Bonjour ! Annyeong ! Malam ! Hai Semuaa !! Kembali lagi dengan Fantastic818 :*

Udah berapa lama ya gak update ? xD Hehe maaf banget ya soalnya masa – masa SMA ternyata sesibuk ini, hehe. Kalau dihitung – hitung Fantastic mulai sibuk sejak bulan Agustus kemarin, mulai pendaftaran SMA. Soalnya keluarga Fantastic perlu menyiapkan banyak hal. Alhamdulillah sekolah Fantastic ada ngadain pendaftaran online dan Alhamdulillah Fantastic diterima lewat jalur itu.

Oke, saat ini Fantastic mau fokus buat acara maaf – maafnya. Yang pertama gara – gara telat update sampe 3 – 4 bulan gitu. Soalnya fantastic sibuk banget beneran. Pulang sekolah jam 2 siang terus lanjut eskul, les, kemarin juga ada karantina selama 3 bulan jadi pulangnya agak telat terus 2 minggu yang lalu fantastic melaksanakan ulangan semester dan Alhamdulillah semuanya lancar.

Yang kedua karena fantastic sering PHP bakal update tanggal segini, bulan segini, minggu ini dan ternyata hasilnya NOL BESAR ! Fantastic gak ada update sama sekali. Maafkan fantastic ya readers >//<

Yang ketiga karena Fantastic sendiri lupa alur cerita makanya perlu waktu berhari – hari setelah ulangan buat membaca ulang semua cerita. Dan jengkelnya filenya itu tercecer sana sini. Jadi mulai sekarang Fantastic bakal rajin menyimpan file dengan rapi xD

Yang keempat. Makasih buat semua readers yang udah mau nungguin. Udah like, read sama comment. Tanpa kalian apalah aku nih. Tanpa kalian fantastic gak akan ada sampai sekarang. Tanpa kalian Fantastic gak akan nulis lagi sampai sekarang. Tanpa kalian mungkin fantastic818  udah hilang 3 tahun yang lalu T-T.

Jujur, sebenarnya fantastic nangis bawang waktu baca komentar kalian. Fantastic sadar kalau masih ada readers yang masih mau nungguin fantastic dengan sabar. Walaupun jumlah siders lebih banyak tapi fantastic yakin, suatu saat kalian mau terbuka dengan fantastic.

Akhir kata, maafkan semua kesalahan fantastic. Entah dalam perkataan, perbuatan dan segalanya. Karena makhluk di dunia ini tidak ada yang luput dari kesalahan. Buat yang muslim semangat menjalankan ibadah puasa ^^

 

NB : Doakan Fantastic bisa update minggu depan {}

3 respons untuk ‘Love Story part 11

  1. wahhh daebakk, nih cerita buaguss banget, sukses dah bikin gia nangis2, sedih, ketawa2 jugaa. jempoll dahh, semangat ya thor buat nerusin nih cerita. semoga cepet di up, udah garing banget nungguin.
    *berharapsehunhappyendsamaseulri”

    Suka

  2. Fantastic kok lama sih part 12nya diupdate 😦 udah nggak sabar niih thor soal.a ff ini salah satu ff favorit aku jadi aku selalu nungguin kelanjutan.a 😉 ayo dong fantastic ceritanya dilanjutin… Pleeeaseee 🙂 🙂

    Suka

Tinggalkan komentar